Wednesday, February 22, 2023

9 Ciri Anak dengan IQ Superior, Pahami Cara Tepat Mendidiknya

9 Ciri Anak dengan IQ Superior, Pahami Cara Tepat Mendidiknya.

Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang untuk belajar, memahami kemampuan emosional, kreativitas, serta beradaptasi untuk memahami tuntutan lingkungan secara efektif. Kecerdasan seseorang bisa dikelompokkan sesuai dengan tingkatannya melalui tes intelligence quotient atau IQ.

Salah satu tingkatan IQ yang sering dibicarakan adalah IQ superior atau IQ tinggi, Rata-rata anak dengan IQ superior memiliki skor IQ sekitar 120 ke atas. Hal ini sempat diungkapkan oleh salah seorang psikolog anak, remaja dan keluarga, Alia Mufida, M.Psi pada salah satu media online. Ia menjelaskan ketika tes IQ anak berada di atas rata-rata, para psikolog juga akan melihat aspek lainnya untuk memastikan anak tersebut memiliki kecerdasan tinggi.

"Kalau punya anak IQ tinggi, kita lihat juga sebaran skornya, kalau dari kita psikolog, kita kan enggan cuma lihat dari skornya saja. Tapi kita lihat semuanya, apa aspek-aspek yang diukur, ada yang jomplang apa ngak," kata psikolog anak, remaja dan keluarga yang akrab disapa Fida ini kepada salah satu media online belum lama ini.

"Karena ada juga misalnya IQ rata-rata tinggi, tapi kemampuannya ada yang jomplang banget, kemampuan bahasanya rendah, tapi kemampuan motorik/performance misal kemampuan manipulasi barang itu bagus banget," tambahnya.

IQ Superior Memiliki Pengetahuan Luas

Anak yang memiliki IQ Superior akan memiliki skor yang baik ketika di tes. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi kognitif yang sangat baik.

Psikolog Fida menjelaskan anak dengan IQ Superior juga memiliki pengetahuan yang luas. Karena memiliki daya ingat dan selalu memusatkan perhatiannya pada suatu hal.

"Anak yang punya IQ tinggi kemungkinan punya pengetahuan yang luas, daya ingat jangka panjang maupun pendek itu baik, kemampuan memusatkan perhatiannya baik,"tutur Fida".

Sumber : 9 Ciri Anak dengan IQ Superior, Pahami Cara Tepat Mendidiknya (msn.com)

Tuesday, February 21, 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi



Artikel ini bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran pemahaman terhadap Koneksi Antar Materi yang telah dituangkan pada modul 2.1. berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa pertanyaan terkait koneksi antar materi pada modul ini akan dicoba untuk disampaikan dalam bentuk Q&A. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing pertanyaan pemantik yang telah dijadikan panduan untuk menjelaskan pemahaman akan teori ini.

  1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksudkan dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan :
> Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
> Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
> Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
> Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyelesaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
> Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  • Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa yang telah saya pelajari ?
Setelah mempelajari modul 2.1 berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi kita sebagai seorang guru harus memberikan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid tentunya. Kebutuhan murid dapat dikategorikan dalam 3 aspek yaitu : 1) kesiapan belajar (readiness) murid; 2) minat murid; dan 3) profil belajar murid.

1) Bila ditinjau dari aspek kesiapan belajar (readiness)
Menurut Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif, diantaranya :

a) Bersifat Mendasar ~ Bersifat Transformatif
Saat sebagian murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, atau jika ide itu bukan di salah satu bidang yang dikuasai oleh murid, mereka sering membutuhkan informasi pendukung yang lebih jelas, sederhana dan tidak bertele-tele untuk memahami ide tersebut. Mereka akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide secara langsung.

b) Konkret  ~ Abstrak
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkat perlu belajar serta konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.

c) Sedehana-Kompleks
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi.

d) Terstruktur-Open Ended
Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, dimana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain, murid siap menjelajah dan menggunakan kreatifitas mereka.

e) Tergantung (depedent)- Mandiri (Independent)
Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi dari pada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.

f) Lambat- Cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari sebuah topik.

2) Bila ditinjau dari aspek minat murid
Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran melalui tujuan diantaranya : a) Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar; b) Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; c) Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau bagi mereka, dan; d) Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan minat murid diantaranya misalnya :
  • Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin mendemontrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukkan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka
  • Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
  • Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat
  • Membuat kegiatan "sehari di tempat kerja".  Murid diminta mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
  • Membuat model.
3) Bila ditinjau dari aspek profil belajar murid
Menurut Tomlinson profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
Menurutnya beberapa hal yang harus diperhatikan :
  • Lingkungan : suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
  • Pengaruh budaya : santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal
  • Visual : belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator)
  • Auditori : belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik)
  • Kinestetik : belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb)
  • Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi ?
Setelah mempelajari modul 2.1 ini, pemahaman saya terhadap implementasi pembelajaran berdiferensiasi menjadi semakin bertambah. Pemikiran untuk dapat memberikan bentuk pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid sangatlah penting. Kita sadar bahwa kebutuhan anak-anak dan banyaknya pelajaran yang harus mereka terima disekolah tentu mendapatkan respon yang berbeda-beda, tidak itu saja. Dengan adanya banyak mata pelajaran tentu akan banyak juga harus dipenuhi , pertanyaanya apakah murid-murid perlu akan materi tersebut, Tentu ini akan memerlukan sebuah strategi supaya setiap materi yang disampaikan dapat efektif diberikan oleh gurunya.
  • Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini ?
Memang ketika menerapkan pembelajaran berdiferensiasi perlu waktu untuk dapat menerapkanya dengan efektif , mengapa demikian karena guru perlu melakukan pemetaan terlebih dahulu terhadap kebutuhan murid. Sehingga setelah dilakukan pemetaan guru dapat mengetahui kebutuhan muridnya. Setelah itu guru mungkin saja akan harus menyiapkan beragam strategi agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Tidak seperti pembelajaran yang mungkin biasa dilakukan dengan menganggap setiap murid itu adalah sama.

2Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. 
Saya sependapat mengatakan bahwa dengan pembelajaran berdiferensiasi maka pembelajaran yang diberikan oleh guru ke murid dapat memenuhi kebutuhan belajar mereka. Mengapa demikian, karena sebelum guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tidak serta merta langsung membagi anak-anak kedalam kelompok-kelompok dan membiarkan mereka belajar tanpa bimbingan dari guru maupun teman yang lebih mampu. Terkadang dalam belajar kelompok sering kali yang bekerja hanya orang itu-itu saja, yang pintar juga orang itu itu saja, sehingga walaupun diberikan belajar kelompok tetap tidak dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman materi dari mereka. Alangkah baiknya dalam penerapan pembelajaran guru masih tetap dapat ikut terlibat merencanakan pembelajaran dengan baik, sehingga apa yang dilakukan oleh guru dapat berjalan dengan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Jelaskan pula bagaimana kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di program pendidikan guru penggerak.
Bila dikaitkan dengan modul materi pada pembelajaran guru penggerak ini, sangatlah berkaitan sebab strategi yang diberikan oleh guru kepada murid dalam pembelajarannya dapat menguatkan apa yang sudah dimiliki oleh murid, Penilaian pun yang dilakukan tidak serta merta mengukur prestasi anak-anak di segala bidang melainkan hanya menebalkan apa yang sudah dimiliki oleh mereka untuk dapat mereka gunakan untuk menjalankan kehidupan nya menjadi pribadi yang lebih baik. Yaitu manusia yang merdeka yang bertumbuh sesuai kodrat kehidupannya masing-masing untuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan.

Referensi : 

~ Kusuma, Oscarina Dewi, dkk. 2020. Pendidikan Guru Penggerak (Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid). e-Book Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta