Wednesday, January 5, 2022

KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)

Kartu Indonesia Pintar : Apa itu, Manfaat dan Siapa Berhak Menerima 

Indonesia terus berbenah setelah resmi memiliki pemimpin atau presiden yaitu Joko Widodo dan Wakil Jusuf Kalla kala itu, beberapa program pun meluncur. Tepat pada tanggal 3 November 2014 tahun lalu Presiden Jokowi meluncurkan program perdananya, yaitu Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di lima kantor pos di Jakarta, yaitu Kantor Pos Pasar Baru, Kantor Pos Kebon Bawang, Kantor Pos Jalan Pemuda, Kantor Pos Mampang dan Kantor Pos Fatmawati. Untuk KIP sendiri sebanyak 230 anak usia sekolah di DKI Jakarta menerima program ini pada peluncuran tahap awal ini. Lalu apa program KIP itu sendiri ? Apa manfaat dan bagaimana mekanisme pembagian kartu yang dianggap sakti ini ? Berikut ulasannya.

Apa itu KIP ?

KIP sendiri merupakan kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Mereka yang mendapat KIP ini akan diberikan dana tunai dari pemerintah secara reguler yang tersimpan dalam fungsi kartu KIP untuk bersekolah secara gratis tanpa biaya. Program KIP sendiri akan ditujukan pada 15,5 juta keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia yang memiliki anak usia sekolah 7 hingga 18 tahun baik yang telah terdaftar maupun yang belum terdaftar di sekolah maupun madrasah. Dengan program KIP ini diharapkan angka putus sekolah bisa turun dengan drastis.

Penyebaran dan Pembagian KIP

Pada tahap awal yaitu bulan November hingga Desember 2014, pemerintah telah menyebarkan Kartu Indonesia Pintar ini pada 157.943 anak usia sekolah dan keluarga kurang mampu. Selanjutnya, secara bertahap KIP juga sudah dibagikan kepada 24 juta anak usia sekolah, termasuk anak usia sekolah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu yang selama ini tidak dijamin.

Segera setelah diluncurkan awal diselenggarakan di Jakarta, maka penyebaran berikut-berikutnya kala itu telah dilakukan di 19 Kabupaten/Kota, yaitu Jembrana, Pandeglang, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Cirebon, Kota Bekasi, Kuningan, Kota Semarang, Tegal Banyuwangi, Kota Surabaya, Kota Balikpapan, Kota Kupang, Mamuju Utara, Kota Pematang Siantar dan Karo. Peluncuran tersebut telah selesai pada pertengahan bulan Desember 2014.

Tujuan Program KIP


Program ini sendiri ditujukan untuk menghilangkan hambatan ekonomi siswa untuk bersekolah, sehingga nantinya membuat anak-anak tidak lagi terpikir untuk berhenti sekolah. Selain menghindari anak putus sekolah, program KIP ini juga dibuat untuk bisa menarik kembali siswa yang telah putus sekolah agar kembali bersekolah. Bukan hanya tentang biaya administrasi sekolah, program ini juga bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Lebih luas lagi, program dalam KIP ini juga sangat mendukung untuk mewujudkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal/ wajib belajar 12 tahun.

Manfaat Kartu Indonesia Pintar (KIP)

Kartu Indonesia Pintar (KIP) sendiri memiliki beberapa manfaat yaitu :

  • Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan sebagai penanda dan digunakan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga pemegang KKS untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar bila terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus.
  • Untuk tahap wala di 2014 lalu, KIP telah dicetak untuk sekitar 160 ribu siswa di sekolah umum dan juga madrasah di 19 Kabupaten/Kota. Untuk 2015, juga telah diberikan kepada 20.3 Juta anak usia sekolah baik dari keluarga penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau memenuhi kriteria yang ditetapkan (seperti anak dari keluarga peserta PKH).
  • KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti anak-anak di panti asuhan/ sosial, anak jalanan dan pekerja anak dan difabel. KIP juga berlaku di pondok pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat dan lembaga kursus dan pelatihan yang ditentukan oleh pemerintah.
  • KIP mendorong pengikut sertaan anak usia sekolah yang tidak lagi terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali bersekolah.
  • KIP menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai tingkat SMA/K/MA

Prioritas Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP)


Penerima program KIP ini sendiri diprioritaskan pada :

  • Penerima BSM dari Pemegang KPS yang telah ditetapkan dalam SP2D 2014.
  • Anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga pemegang KPS/KKS yang belum ditetapkan sebagai penerima manfaat BSM.
  • Anak usia sekolah (6- 21 tahun) dari keluarga peserta PKH
  • Anak usia sekolah (6-21 tahun) yang tinggal di panti asuhan/sosial.
  • Anak usia (6-21 tahun) berupa santri dari podok pesantren yang memiliki KPS/KKS.
  • Anak usia (6-21 tahun) yang terancam putus sekolah karena kesulitan ekonomi.
  • Anak usia sekolah yang belum atau tidak lagi bersekolah yang datanya telah dapat direkapitulasi pada semester 2 TA 2014/2015.

Kartu Indonesia Pintar Menggunakan Data Siswa Berbasis Keluarga

Meski telah mengantongi data penerima KIP, pemerintah tetap saja mendapat sejumlah kritikan karena data yang digunakan dinilai sudah tidak sesuai sebab merupakan data lama. Menanggapi hal tersebut Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah kala itu yang masih dijabat oleh Anies Baswedan mengakui data yang digunakan saat ini masih menggunakan data lama yang berbasis sekolah. Setelah itu diubah dan diberlakukanlah data berbasis keluarga. Harapan dengan menyasar dengan data berbasis keluarga akan menyasar lebih banyak anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Semoga artikel ini bermanfaat ya.

Sumber : 

Tuesday, January 4, 2022

Archimedes : Ahli Matematika dan Penemu Ulung dari Syracuse

Foto : Archimedes

Bagi pelajar sekolah menengah, nama Archimede pastinya sudah tidak asing lagi. Pasalnya di lembaran buku teks pelajaran fisika selalu namanya tercantum. Hukum-hukum yang beliau cetuskanpun menjadi bagian dari kurikulum yang wajib dipelajari sepanjang masa.

Archimedes lahir pada 287 Sebelum Masehi (SM) di Syracuse. Ia adalah seorang ahli matematika dan fisika pada zaman Yunani. Dia menulis karya-karya tentang ilmu ukur bidang ilmu ukur ruang, aritmatika dan mekanika.

Ia adalah salah satu ilmuwan dan penemu yang sangat berpengaruh hingga hari ini. Karyanya dipelajari dan sangat dihormati oleh ilmuwan generasi sesudahnya seperti Kepler, Newton dan Galilei. Bahkan, penemuan-penemuannya yang sudah berjarak 24 Abad itu masih digunakan untuk keperluan sehari-hari hingga kini, Keren, kan !

1. Insiden Penemuan Hukum Archimedes Saat Ia Hendak Masuk ke Bak Mandi, Meloncat Berlari Ke Luar Rumah Tanpa Baju Sambil Teriak "Eureka! Eureka!"

Kisah ini berawal dari sikap seorang tukang emas yang tidak jujur dalam mengerjakan mahkota emas pesanan Raja Heiron. Raja yang curiga, meminta Archimedes untuk menyelidiki dan mencari bukti apakah mahkota emasnya itu 100% emas murni atau dicampur perak tanpa harus merusak mahkota yang telah jadi.

Rupanya Archimedes bersungguh-sungguh dan berpikir keras untuk memecahkan masalah tersebut. Saat berendam di dalam bak mandi pun ia masih memikirkannya. Di situ ia melihat bahwa air dalam bak mandinya yang tumpah keluar sebanding dengan berat tubuhnya. Archimedespun seketika menyadari, bahwa efek tersebut dapat digunakan untuk menghitung volume dan masa dari mahkota sang raja.

Tanpa sadar lagi, ia pun langsung meloncat dari bak mandi, berlari di jalan dalam keadaan telanjang bulat sambil berteriak "Eureka Eureka" (Sudah kutemukan! Sudah kutemukan!). Orang-orang pun menyangka Archimedes telah gila.

2. Lahir dari Kalangan Aristokrat, Menjadi Matematikawan Andalan Raja


Saat itu Syracuse menjadi bagian dari Yunani. Kini Syracuse lebih dikenal dengan nama Sisilia. Keluarganya berasal dari kalangan aristokrat. Ayahnya, seorang astronom yang memiliki hubungan keluarga dengan Raja Hieron II yang memimpin Syracuse pada masa tersebut.

Sejak kecil Archimedes telah menunjukkan bakat intelegensia yang tinggi. Ditambah tubuh besar dalam suasana pembelajaran yang baik. Ia pun tumbuh menjadi sosok yang sangat menyukai ilmu pengetahuan dan mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Mengetahui keistimewaan Archimedes, raja seringkali memintanya untuk menyelesaikan masalah, seperti kasus mahkota emas dan membuat mesin perang untuk menghalau serangan terhadap Syracuse.

3. Disebut Sebagai Matematikawan Sekaligus Fisikawan Pertama Yang Menemukan "Mesin Perang", diaplikasikan untuk menghalau pasukan Romawi Yang Menyerang Tanah Kelahirannya


Pada 214 SM Pasukan Romawi di bawah komando Cladius Marcellus menyerang Syracuse dari segala penjuru, darat dan laut. Archimedes pun terlibat dalam pertempuran ini sebagai pembuat alat-alat perang seperti berbagai macam pelontar tali berisi peluru dan busur kecil penembak anak panah besi, ketapel, tuas, serta derek crane yang bisa menjatuhkan besi-besi ke kapal Pasukan Romawi.

Meski tidak secanggih alat perang sekarang, namun rekayasa sains buatan Archimedes ini sungguh cerdik dan berhasil menghalau pasukan Romawi berkali-kali.

4. Meninggal Tragis di Tangan Tentara Romawi Saat Dalam Keadaan Melakukan Percobaan


Kegigihan Romawi berhasil menemukan celah. Syracuse pun jatuh ke tangan Romawi pada 212 SM. Marcellus kemudian mendatangi Archimedes yang telah menghasilkan petaka bagi pasukannya itu. Archimedes saat itu sedang menggambar diagram-diagram di lantai pasir. Pikiran dan matanya hanya terfokus pada diagram yang digambarnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan situasi dan kondisi di sekitarnya.

Seorang prajurit pun datang meminta Archimedes untuk menghadap komandan mereka. Namun, Archimedes berkata bahwa dia akan menghadap setelah menyelesaikan problem dan memberikan pembuktiannya.

Sang prajurut hilang kesabaran dan maju dua langkah. Sepatu militernya seolah mengancam untuk menginjaknya sehingga Archimedes berkata, "tolong jangan merusak lingkaran-lingkaranku". Serdadu itu justru mengangkat pedang dan membunuh Archimedes yang telah tua. Ia menemui ajalnya dalam usia 75 tahun

5. Terkenal Karena Kehebatannya Mengaplikasikan Matematika, Penemuannya pun Dapat Digunakan Untuk Memudahkan Keperluan Sehari-Hari

Begitulah Archimedes, ia mencintai ilmu pengetahuan dan belajar untuk kepentingan ilmu tersebut. Kontribusinya dalam mempertahankan Syracuse, tanah kelahirannya menggambarkan penguasaaanya yang luar biasa mendalam terhadap aplikasi ilmu pengetahuan praktis.

Ia memaksa dirinya mempelajari berbagai disiplin ilmu matematika, fisika, mekanik, astronomi dan menjadi ahli dalam bidang ilmu tersebut. Dalam matematika murni, ia mendahului kalkulus integral melalui kajiannya terhadap luas dan volume bidang lengkung dan luas ruang.

Dalam mekanika, Archimedes menetapkan prinsip pengungkit dan disusul dengan penemuan katrol gabungan. Prestasi lain Archimedes ialah menciptakan sekrup hidrolik sederhana, sehunah alat untuk menaikkan air ke permukaan yang lebih tinggi. Alat itu hingga kini masih digunakan untuk mengairi ladang oleh petani di seluruh penjuru dunia.

Archimedes menghabiskan sebagian masa hidupnya di Sisilia, sekitar Syracuse. Seluruh hidupnya dicurahkan untuk meneliti dan melakukan eksperimen.

Semoga Artikel ini bermanfaat dan memberikan kita inspiratif ya.



Sumber : Archimedes: Ahli Matematika dan Penemu Ulung dari Syracuse (idntimes.com)

Saturday, January 1, 2022

Prinsip dan Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

Pengantar Kurikulum Sekolah Penggerak

1. Pengantar Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas 2003). Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar struktur yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan.

Komponen dalam kurikulum operasional ini disusun untuk membantu proses berpikir dan mengembangkan satuan pendidikan. Dalam pengembanganya, dokumen ini juga merupakan hasil refleksi semua unsur pendidik di satuan pendidikan yang kemudian ditinjau secara berkala guna disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.

Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

  1. Berpusat pada peserta didik,  yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.
  2. Kontekstual,  menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB).
  3. Esensial,  yaitu memuat semua unsur informasi penting/ utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas dan mudah dipahami.
  4. Akuntabel, dapat dipertanggung jawabkan karena berbasis data dan aktual.
  5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.

2. Komponen Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

a. Karakteristik Satuan Pendidikan

Dari analisis konteks, dirumuskan karakteristik sekolah yang menggambarkan keunikan sekolah dalam hal peserta didik, sosial, budaya, pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk SMK, karakteristik meliputi satuan pendidikan dan program keahliannya.

b. Visi, Misi dan Tujuan

Visi

  • Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang dituju.
  • Nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila.
Misi
  • Misi menjawab bagaimana sekolah mencapai visi
  • Nilai-nilai yang penting untuk dipegang selama menjalankan misi
Tujuan
  • Tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta didik.
  • Tujuan menggambarkan tahapan (milestone) penting dan selaras dengan misi.
  • Strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya.
  • Kompetensi/ karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah tersebut dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.

3. Komponen Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

a. Pengorganisasian Pembelajaran

Cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu rentang waktu, dan beban belajar, cara sekolah mengelola pembelajarannya untuk mendukung pencapaian CP dan Profil Pelajar Pancasila.

  • Intrakurikuler. berisikan muatan/ mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (muatan lokal)
  • Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. menjelaskan pengelolaan projek yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila pada tahun ajaran tersebut. Untuk SMK projek penguatan ini terintegrasi dalam Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja.
  • Praktik Kerja Lapangan (PKL untuk SMK) menyiapkan peserta didik agar memiliki pengalaman dan kompetensi di dunia kerja.
  • Ekstrakurikuler. gambaran ekstrakurikuler dalam bentuk matriks/ tabel.

b. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah : menggambarkan rencana pembelajaran selama setahun ajaran. Berisi alur pembelajaran/ unit mapping (untuk sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi), program prioritas satuan pendidikan.

c. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Profesional

Kerangka bentuk pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional yang dilakukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan di satuan pendidikan. Pelaksanaan ini dilakukan oleh para pemimpin satuan pendidikan secara internal dan bertahap sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

d. Lampiran

  • Contoh-contoh rencana pembelajaran ruang lingkup kelas :  menggambarkan rencana pembelajaran per tujuan pembelajaran dan/ atau per tema (untuk sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi).
  • Contoh penguatan Profil Pelajar Pancasila penjabaran pilihan tema dan isu spesifik yang menjadi projek yang sudah dikontekstualisasikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kebutuhan peserta didik, tidak perlu sampai perincian pembelajarannya).
  • Referensi landasan hukum atau landasan lain yang kontekstual dengan karakteristik sekolah.

4. Proses Penyusunan Kurikulum Oprasional di Satuan Pendidikan

Dalam penyelenggaraannya, kurikulum operasional sekolah perlu menjadi dokumen yang hidup, menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan dan terus dikembangkan. Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain tujuan pendidikan nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta capaian pembelajaran. Khususnya untuk SMK ditambahkan dengan memahami kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja terkait.

a. Penyusunan Dokumen

  • Siapa yang akan memfasilitasi penyusunan ini ? siapa yang akan dilibatkan dalam penyusunan ini ?
  • Apakah sudah pernah dilakukan pembahasan kurikulum operasional oleh pemangku kepentingan internal ? (pimpinan sekolah dan pendidik)
  • Apakah sudah pernah dilakukan pebahasan kurikulum operasional sekolah oleh pemangku kepentingan eksternal, (meliputi : orang tua, komite satuan pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya yaitu , organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK) ?

b. Peninjauan dan Revisi

  • Siapa yang akan memfasilitasi peninjauan dan revisi ini ? siapa yang akan dilibatkan dalam peninjauan dan revisi ?
  • Apakah satuan pendidikan memiliki dokumen kurikulum operasional sekolah yang sebagian atau seluruh isinya merepresentasikan satuan pendidikan ?
  • Apakah ada diskusi/ kerja kolaborasi untuk menyusun kurikulum operasional sekolah yang setidaknya melibatkan para pimpinan atau perwakilan pendidik ?
  • Apakah ada informasi atau pembahasan yang disampaikan kepada orang tua mengenai kurikulum dan atau program-program ?
  • Khusus untuk SMK, apakah substansi kurikulum yang ada masih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja ?
Semoga artikel ini bermanfaat ya,